Evaluasi mengenai dampak lingkungan limbah B3
Evaluasi
mengenai dampak lingkungan limbah B3
Sebelumnya sudah membahas tentang apa itu limbah, limbah
berdasarkan karakteristiknya, limbah berdasarkan asalnya, limbah berdasarkan
sumbernya dan juga membahas tentang evaluasi mengenai dampak lingkungan limbah
padat, limbah cair dan limbah gas, selanjutnya akan membahas tentang evaluasi
mengenai lingkungan limbah B3 dan ada
beberapa hal yang harus diketahui tentang evaluasi dampak lingkungan limbah B3
yaitu :
v Definisi limbah B3
v Contoh limbah B3
v Sumber limbah B3
v Karakteristik limbah B3
v Bahan-bahan yang mengandung limbah B3
v Sistem pembuangan limbah B3
Dan saatnya melakukan pembahasan dari beberapa hal yang
harus diketahui tentang evaluasi dampak lingkungan limbah B3.
v Definisi Limbah
B3
Limbah bahan berbahaya dan
beracun, disingkat limbah B3, adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya atau beracun karena sifat konsentrasi atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkanatau
merusak lingkungan hidup, dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Limbah B3 dikarakterisasikan
berdasarkan beberapa parameter, yaitu total solids residu (TSR), kandungan
fixed residu (FR), kandungan volatile solids residue (VSR), kadar air (sludge
moisture content), volume padatan, dan karakter atau sifat B3 (toksisitas,
sifat korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, dan sifat
kimia serta kandungan senyawa kimia).
v Contoh Limbah
B3
Contoh limbah B3 adalah logam
berat, spt Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pd, Mn, Hg, dan Zn serta zat
kimia, seperti pestisida, sianida, sulfide dan fenol. Cd dihasilkan dari
lumpur dan limbah industry kimia tertentu. Hg dihasilkan dari industry
klor-alkali, industry cat, kegiatan pertambangan, industry kertas, dan
pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam
dan accu. Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam
konsentrasi rendah. Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumber, uji
karakteristik, dan uji toksikologi.
v Sumber limbah
B3
Limbah b3 dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dari rumah tangga,
pasar, apotik, pabrik, rumah sakit, dan laboratorium. Menurut PP 85/1999, jenis
limbah b3 dapat dibedakan berdasarkan sumbernya. Dalam lampiran PP 85/1999,
dijelakan jenis limbah b3 menurut sumbernya sebagai berikut
·
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik
Limbah b3 ini pada umumnya bukan berasal dari proses utamanya, tetapi
berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi
(inhibitor korosi), pelarutan kerak, atau pengemasan. Contohnya adalah asap
kendaraan bermotor dan asap dari cerobong pabrik.
·
Limbah B3 dari sumber spesifik
Limbah ini berasal dari sisa proses suatau industry atau kegiatan yang
secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah. Contohnya mercuri,
arsen, dan deterjen.
·
Limbah b3 dari bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan
produk yang tidak memenuhi spesifikasi
Limbah ini berasal dari produk yang tidak memenuhi spesifikasi yang
ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan kembali. Limbah ini memerlukan
pengolahan, hal yang sama juga berlaku
v Karakteristik
Limbah B3
Sebelum membahas karakteristik limbah B3, kita perlu mengetahui mengapa
limbah tersebut sangat berbahaya. Diantara alasannya adalah
·
Dapat menyebabkan pengaruh buruk terhadap terjadinya atau meningkatnya
kematian dan sakit yang serius
·
Berpotensi menimbulkan bahaya bterhadap kesehatan manusia dan lingkungan
apabila disimpan, diangkut, dimanfaatkan, diolah, ditimbun dan dibung dengan
tidak benar atau tidak dikelola
Adapun karakteristik limbah B3 ada enam, yaitu mudah meledak, mudah
terbakar, bersifat reaktif, bersifat beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat
korosif
·
Mudah meledak
Limbah yang mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar
(25oC, 760mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan fisika
dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi dengan cepat dapat
merusak lingkungan.
·
Mudah terbakar
Limbah yang mudah terbakar adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu
sifat-sifat sebagai berikut
Ø Limbah yang
berupa cairan
Limbah yang berupa cairan akan mudah terbakar apabila
-
Mengandung alcohol kurang dari 24% volume dan mempunyai titik nyala kurang
dari 60oC
-
Terjadi kontak dengan api, percikan api, atau sumber nyala lain pada
tekanan udara 760mmHg.
Ø Limbah berupa
padatan
Limbah pada termperatur dan terkanan standar (25oC, 760mmHg)
mudah menyebabkan kebakaran, seperti melalui gesekan, penyerapan uap air,
atau perubahan kimia secara spontan. Limbah padat apabila terbakar dapat
menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam waktu lama. Apabila nilai titik
nyala limbah < 40oC, berarti karakteristik mudah terbakar.
Ø Limbah yang
bertekanan mudah terbakar
Ø Limbah pengoksidasi
Apabila waktu pembakaran limbah sama atau lebih pendek dari waktu
pembakaran senyawa standar, berarti karakteristik mudah terbakar.
·
Bersifat reaktif
Limbah rektif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan
atau menerima oksigen atau limbah organic peroksida yang tidak stabil dalam
suhu tinggi. Limbah ini mempunyai sifat-sifat berikut:
-
Pada keadaan normal, tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa
peledakan
-
Dapat bereaksi hebat dengan air
-
Apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilakn
gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan
manusia dan lingkungan
-
Merupakan limbah sianida, sulfide, atau amoniak yang pada kondisi pH antara
2 dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan
-
Mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (25oC,
760mmHg)
-
Menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau limbah
organic peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi
·
Bersifat beracun
Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemaran dan bersifat
beracun bagi manusia atau lingkungan. Limbah B3 dapat menyebabkan kematian atau
sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh, baik melalui pernafasan, kulit,
maupun mulut
·
Menyebabkan infeksi
Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi
penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh
manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi
·
Bersifat korosif
Limbah korosif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat berikut:
-
Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
-
Menyebabkan proses pengaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju
korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperature pengujian 55oC
-
Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam atau lebih
besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa
v Bahan bahan
yang mengandung B3 dalam rumah tangga
Pada mulanya, banyak orang yang menyambut gembira dengan penemuan
bahan-bahan dan senyawa kimia. Dengan berjalannya waktu, ternyata ditemukan
pula dampak negatifnya. Untuk itu, limbah B3 dan B3 perlu dikelola dengan baik
dan benar, baik pada saat masih digunakan maupun setelah tidak digunakan lagi.
Rumah adalam tempat tinggal dan berfungsi sebagai tempat pembinaan anggota.
Segala hal yang berkaitan dengan aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya di rumah tanggga diharapkan dapat dikelola dengan baik. Dengan
demikian, dampak dari limbah B3 di dalam rumah tangga dapat dikelola
dengan baik. Oleh karena itu, setiap orang mempunyai hak yang sama atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Sumber sampah di dalam rumah tangga
|
|
Kamar tidur: kaleng hairspray,
kaleng obat nyamuk, lampu TL, tisu, kapas, botol/wadah kosmetik, abu, dan
debu
|
Kamar mandi/cuci: pembungkus
sabun, wadah sabun cair, pembungkus shampoo, wadah pasta gigi, wadah
deterjen, dan wadah pemutih pakaian
|
Ruang keluarga: bekas beterai,
spidol/tinta bekas, kaleng obat nyamuk, lampu TL, abu, debu, sisa dan
pembungkus makanan, kertas, serta obat kadaluarsa
|
Ruang tamu: lampu TL, abu,
debu, sisa dan pembungkus makanan serta kertas
|
Dapur: sisa dan pembungkus
makanan, lampu TL, botol/wadah sabun cuci, wadah minyak tanah dan debu
|
Garasi: oli bekas, kaleng/wadah
pembersih mobil, debu, aki bekas
|
Ruang makan: sisa dan
pembungkus makanan dan debu
|
Taman/kebun: daun-daun, kertas,
plastic, dan pembungkus makanan
|
v Sistem
pembuangan limbah B3
System pembuangan limbah B3 melalui beberapa tahap. Hal ini disebabkan
limbah B3 sangat berbahaya jika terkontaminasi dengan manusia atau makhluk
hidup yang lain. Pengelolaan limbah B3 adalah serangkaian kegiatan yang
mencangkup penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan limbah B3, dan
menimbun hasil pengolahan.
Penyimpanan adalah enyimpanan sementara limbah B3 di dalam lokasi
kegiatannya sebelum diserahkan kepada pengumpul atau pengolahan limbah B3.
Penyimpanan ini dilakukan oleh penghasil limbah B3, baik perorangan maupun
badan usaha.
Syarat tempat penyimpanan limbah B3 adalah
-
Dibuat dengan kapasitas yang sesui dengan jumlah B3 yang akan disimpan
-
Tempat penyimpanan bebas banjir
-
Secara geologi, dinyatakan stabil
-
Perancangan bangunan disesuaikan dengan karakteristik limbah
-
Perencanaan upaya pengendalian pencemaran lingkungan
Pengumpulan adalah proses mengumpulan limbah B3. Proses ini dapat dilakukan
oleh perorangan atau badan usaha dari penghasil limbah B3 dengan maksud
menyimpan untuk kemudian diserahkan kepada pengolah limbah B3.
Syarat-syarat sebagai pengumpul limbah B3 adalah
-
Memperhatikan karakteristik limbah B3
-
Mempunyai laboratorium yang dapat mendeteksi karakteristik limbah B3
-
Mempunyai lahan minimum satu hektar
-
Memiliki fasilitas untuk penanggulangan terjadinya kecelakaan
-
Konstruksi dan bahan bangunan disesuaikan dengan karateristik limbah B3
-
Jauh dari sumber air
-
Bukan merupakan daaerah tangkapan air
-
Jauh dari fasilitas pemukiman penduduk atau fasilitas umum
Pengangkutan adalah proses untuk memindahkan limbah B3 dari penghasil ke
pengumpul atau ke pengolahan termasuk ke tempat penimbun akhir dengan
menggunakan alat angkut yang dilakukan oleh suatu badan usaha
Pengolahan adalah proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbah
B3 menjadi tidak berbahaya dan tidak beracun. Jika memungkinkan, mengolah agar
limbah B3 dimurnikan atau di daur ulang
Persyaratan pengolahan limbah B3 meliputi;
-
Lokasi pengolahan limbah
-
Fasilitas pengolahan limbah
-
Penanganan limbah B3 sebelum diolah
-
Pengolahan limbah B3
-
Hasil pengolahan limbah B3
Sebelum melakukan pengolahan terhadap limbah B3, dilakukan uji analisa
kandungan/parameter fisika atau kimia dan biologi guna menetapkan prosedur yang
tepat dalam pengolahannya. Setelah hasilnya diketahui, tahap selanjutnya adalah
menentukan pilihan proses pengolahan limbah B3 yang dapat memenuhi kualitas dab
baku mutu pem,buangan atau lingkungan yang ditetapkan
Ada banyak metode pengolahan limbah B3 di industry. Tiga diantaranya yang
paling popular adalah chemical conditioning, solidification/stabilization,
dan incineration.
-
Chemical Conditioning
Tahapan yang harus dilalui adalah mengurangi volume limbah dengan cara
meningkatkan kandungan padatan, menstabilkan senyawa organic dan menghancurkan
pathogen, serta menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan sekaligus
mengurangi volume lumpur. Setelah itu, limbah dibuang ke tempat pembuangan
akhir, yaitu sanitary landfill, crop land, atau injection.
-
Solidification/Stabilization
Stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses penghancuran limbah dengan
bahan tambahan (zat aditif). Tujuannya adalah untuk menurunkan kadar zat
pencemar dari limbah dan mengurangi toksinasi limbah tersebut. Adapun
solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya
dengan penambahan zat aditif. Kedua proses tersebut sering kali terkait
sehingga dianggap mempunyai arti yang sama
-
Incineration
Teknologi insenerasi (pembakaran) adalah alternatifyang menarik dalam
pengolahan limbah B3. Insenerasi mengurangi volume san massa limbah
hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan
solusi final dari system pengolahan limbah padat. Pada dasarnya, proses ini
hanya memindahkan limbah dari bentuk gas yang tidak kasat mata. Prosses ini
menghasilkan energy dalam bentuk panas. Kelebihan alat insenerasi adalahg dapat
menghancurkan sebagian besar komponen limbah B3, limbah berkurang dengan cepat,
dan menggunakan lahan yanf relating kecil.
Aspek terpenting dalam system isenerasi adalah nilai kandungan energy
(heating value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan
berlangsungnya prose pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energy
yang diperoleh dari system ini. Banyak jenis insenerator (alat insenerasi),
diantaranya rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed, open pit, single
chamber, multiple chamber, aqueous waste injection, dan starved air unit
Dari jenis insenerastor tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan daripada
yang lainnya. Alat ini dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara
simultan.